Sinopsis Drama Domba-domba
Revolusi Karya B. Soelarto
Di Kota Tengah terjadi peperangan yang sangat
mencekam. Peperangan itu untuk mempertahankan kemerdekaan yang baru saja
dideklarasikan oleh para pemimpin bangsa. Serdadu berjaga disetiap tikungan
untuk menghalau musuh. Dalam kota itu terdapat losmen yang masih berdiri kokoh.
Pemilik losmen itu adalah wanita yang sangat teguh dan pemberani. Ia harus rela
menjadi pelayan dan juru masak untuk ketiga tamunya yaitu pedangan, pemimpin
yang juga seorang politikus yang sangat penting kedudukannya dalam Negara yang
tak biasa ia lakukan, juga ada seorang petualang yang mata pencacahariannya
adalah sebagai tukang obat, selain ketiga tamu itu terdapat juga seorang tamu
yang sangat diperhatikan oleh wanita itu. Ia adalah seniman yang senantiasa
memantau keadaan untuk keselamat semua orang di losmen itu.
Seperti biasa seniman datang ke losmen itu
memberitahukan kabar dan konsidi di Kota Tengah. Dengan tangan terbuka dan
cemas serta senyuman di pipi, sang wanita itu menyambut sang seniman. Kemudian
sang wanita mengeluhkan kepada sang seniman tentang tamu-tamunya yang menginap
karena adanya surat-surat dari sang penguasa dan mau tak mau wanita itu harus
mematuhinya. Wanita itu kesal dan jengkel melihat tingkah laku ketiga tamunya.
Dan sang seniman lalu menasehati wanita untuk selalu bersabar dalam menghadapi
semuanya dengan ikhlas. setelah mendengar suara sang seniman maka muncullah
sang pedangang dan petualang, mereka mencari sang seniman tetapi sang seniman
baru saja meninggalkan losmen itu. Karena penasaran keduanya lalu menanyakan
kepada wanita pemilik losmen. Tetapi pemlik losmen sinis kepada mereka sebab
cara bertanya mereka sangat kasar, maka marahlah pedangan karena dianggap
dilecehkan oleh wanita tetapi hal itu masih dapat ditengahi oleh sang petualang
sehingga wanita pun pergi dan tidak menghiraukan keduanya lagi. Tak lama
kemudian pedangan dan petualang saling bertukar pikiran dan akhirnya berujung
pada kesepakatan bahwa sang pedangang tidak mau lagi mengikuti sang pemimpin
yaitu sang politikus untuk diantarkan ke perbatasan dalam mengambil pembayaran
berkat jasa-jasanya kepada Negara. Sang politikus sangat geram mendengar hal
itu dan akhirnya membiarkan saja jika pedangang itu mau pulang kekediamannya di
Utara tapi sang politikus juga termakan omongan sang petualang untuk
menyelamatkan diri sendiri saja ketimbang mati konyol untuk Negara dan akhirnya
terjadi kesepakatan bersama untuk kembali ke daerah utara dan tidak berniat
lagi untuk melanjutkan perjalan mereka ke perbatasan daerah selatan.
Muncullah sang seniman untuk mengabarkan bahwa kota
tengah sudah dikuasai oleh musuh dan berniat untuk mengajak pedangan, petualang
dan politikus berjuang membela diri dan Negara. Sang seniman berniat membagikan
granat tangan yang didapatnya dari kapten yang menjaga perbatasan pada setaipa
orang termasuk wanita tetapi hal itu ditentang oleh ketiga sebab mereka lebih
memilih menyerah daripada ikut berjuang dan mati konyol berbeda dengan
ketiganya sang wanita tetap menolak untuk pindah dari losmen apapun
kejadiannnya. Kemudian pedangan, pemimpin dan petualang dengan sangat
tergesa-gesa pergi meningkalkan losmen, saking paniknya mereka lupa membayar
jasa penginapan. Wanita tak mempersoalkan hal itu, wanita sangat bersyukur
ketiga tamu yang sangat ia benci itu telah pergi. Sang seniman membujuk wanita
itu untuk pergi akan tetapi wanita masih tetap pada pendirian untuk tidak
meninggalkan losmen selangkah pun karena losmen itu tersimpan kenangan yang sangat
banyak dalam kehidupan sang wanita itu. di umur yang masih muda ia pernah
dipaksa menikah dengan duda beranak satu yang sangat jauh perbedaan usianya
akan tetapi ia menolak dan lari pada pacar dambaan hatinya, nasib malang ketika
mendengar bahwa wanita itu mau menikah, yang kemudian sang pacar akhirnya bunuh
diri. Dengan bersamaan juga sang duda melepaskan wanita untuk tidak
dinikahinya. Dan akhirnya wanita itu menutup diri pada semua lelaki, tanpa
terkecuali oleh sang seniman yang selalu merayunya dengan bahasa puisi-puisi
yang membuat sang wanita pemilik losmen malayang. Akan tetapi karena dibujuk
dan dipaksa terus oleh sang seniman maka sang wanita marah dan mengusir sang
seniman dari losmen yang sudah beberapa bulan menginap di losmen itu. pergilah
sang seniman rasa kecewa serta menderita bahwa cintanya tak terbalas oleh
wanita itu.
Setelah kepergian sang seniman muncullah sang
petualang. Sang petualang membawa kabar suka dan duka kepada sang wanita. Kabar
dukanya bahwa kedua orang yang sering menjengkelkan sang wanita yaitu pedagang
dan pemimpin sudah meninggal karena dibunuh. Kabar sukanya ialah bahwa sang
wanita telah aman sebab ia telah dimintakan perlindingun oleh petualang kepada
serdadu musuh yang telah mengusai kota tengah. Akan tetapi sang petualang hanya
memanfaatkan sang wanita. Sang petualang berniat untuk untuk menjual wanita itu
sebagai syarat kebebasannya kepada serdadu musuh yang berniat memperkosanya.
Pada akhirnya sang wanita membunuh sang petualang dan serdadu musuh itu dalam
kamarnya. Lalu berdoa dan berharap supaya ia tidak dijadikan sebagai pahlawan
karena telah membunuh sang penghianat Negara serta serdadu musuh juga berdoa
untuk keselamat semua domba-domba revolusi yang tebunuh.
Diakhir cerita pintu losmen digedor sangat kuat dan
dengan langkah yang yakin, sang wanita membuka pintu dan didapatilah seseorang
dengan luka tikam dan menjerit kesakita yang disusul rentetan tembakan dan
bom-bom dimana-mana.
ga peduli yg pntg bener'
BalasHapus\